Rabu, 12 November 2008

Ltr blkg & Landasan Teori

USAHA RUMAH MAKAN DI LINGKUNGAN KAMPUS GUNADARMA


3EA01

Disusun Oleh :
· Prabu Teguh Wibowo 10206727
· Mariyah 10206587
· Nita Asyifa 10206682
· Sudarmadi 10206947


UNIVERSITAS GUNADARMA



BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Dizaman seperti saat ini, banyak orang-orang yang sulit mendapatkan pekerjaan, untuk itu tak sedikit dari mereka yang mencoba untuk membuka usaha sendiri, atau wiraswasta. Salah satunya yaitu usaha rumah makan. Lingkungan kampus merupakan salah satu tempat yang paling strategis dalam mendirikan dan mengembangkan usaha ini. Namun keuntungan ini pun diimbangi dengan kendala-kendala yang akan dihadapi. Salah satu dari kendala tersebut adalah, adanya persaingan yang cukup ketat antara para pengusaha rumah makan dilingkungan kampus, hal ini dikarenakan mengingat lingkungan kampus merupakan tempat yang strategis dalam mendirikan usaha rumah makan sehingga tak sedikit orang yang berminat atau menginginkan untuk mendirikan rumah makan dilingkungan kampus.
Faktor tersebut mendorong para pengusaha rumah makan utuk melakukan berbagai macam terobosan baru dalam hal pemasaran. Terobosan inilah yang kemudian disesuaikan dengan keinginan konsumen yang mayoritas terdiri dari mahasiswa, dimana terdapat perbedaan keinginan dalam pemilihan rumah makan dengan konsumen dilingkungan luar kampus. Jenis – jenis rumah makan yang biasanya terdapat dalam lingkungan kampus adalah rumah makan padang, warung tegal (warteg), warung makan, dan rumah makan fried chicken. Namun dari kesemua rumah makan tersebut yang paling diminati oleh para mahasiswa adalah warung makan, ini mungkin dikarenakan harga yang ditawarkan pada warung makan cukup murah dibandingkan rumah makan padang, kebersihan yang lebih terjamin dibandingkan rumah makan warteg, dan variasi makanan yang jauh lebih banyak dibandingkan rumah makan fried chicken.
Adanya segmentasi pasar tersebut menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini, sehingga hasil yang diperoleh dapat berguna untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih rumah makan.



Bab II
Landasan Teori

2.1. Kajian Teoritis
Kepuasan adalah reaksi atau perasaan tentang yang diterima dibandingkan dengan realita dari produk dan standard produk. Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah daripada harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Bila prestasi sesuai atau melebihi harapan, pembelinya merasa amat puas atau gembira. (Kotler, 1994)

2.1.1. Pengertian Jasa
Jasa atau pelayanan merupakan suatu kenerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dap at dirasakan daripada dmiliki, serta pelanggan lebih dap at berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, definisi jasa hrus diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanngan terhadap kinerja atau penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen.
Definisi jasa menurut Philip Kotler (2002:488) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dap at ditawarkan oleh suatu pihak, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.

2.1.1.1. Karakteristik Jasa
Menurut Philip Kotler (2002:488) jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran yaitu :

1. Tidak berwujud (intangibility)

Bahwa jasa bersifat tidak berwujud, tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.





2. Tidak terpisahkan (inseparability)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti bearing fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, di distribusikan melewati berbagai penjual dan kemudian baru dikonsumsi.
2. Bervariasi (variability)
Jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan, jasa sangat bervariasi.
3. Mudah lenyap (devishability)
Bahwa jasa tidak bisa disimpan atau daya tahan suatu jasa bergantung pada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.
2.1.2. Pengertian Produk
Definisi produk menurut Philip Kotler (1997:349). Produk adalah segala sesuatu yang dap at ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dap at memuaskan keinginan alias kebutuhan.
Menurut Philip Kotler (1997:349) produk dibagi menjadi dua garis besar menurut jenis konsumen yang menggunakannya sebagai berikut :
1. Produk konsumen
Produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.
2. Produk industri
Produk yang dibeli untuk pemasaran lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis.

Dalam produk konsumen pemasar biasanya mengklasifikasikan barang-barang ini menurut cara membeli konsumen produk konsumen meliputi :
1. Produk sehari-hari
Produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Misalnya, sabun, permen, koran dan fast food.
2. Produk special
Produk konsumen dengan karakteritik unik atau identifikasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka akan mengeluarkan dana khusus untuk mmperolehnya.
3. Produk yang tidak dibeli
Produk konsumen dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terpikir untuk mereka untuk membelinya.

2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemilihan Rumah Makan.

2.1.3.1. Harga
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991'.142), harga adalah nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang atau jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai yang harus dlbayar untuk produk atau jasa. Menurut Paul S. Bush dan Michael J. Houston (1995.558), harga adalah nilai yang diberikan untuk manfaat yang diterima seseorang dari barang atau jasa. Menurut Kotler (1996:340), harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah dari nilai-nilai yang ditukarkan konsumen untuk keuntungan yang akan didapat atau kegunaan atas produk danjasa. Menurut Jeffrey D. Fisher (1991 .147), harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau diminta dalam suatu transaksi khusus. Harga dapat tidak sama
dengan nilai pasar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai dari suatu barang maupun jasa yang dapat dinyatakan dalam perhitungan rnoneter maupun non-moneter yang harus dibayarkan atau dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan harga dapat tidak sama dengan nilai.

2.1.3.2. Pelayanan
Pelayanan adalah setiap tindakan, performa, atau pengalaman yang dapat ditawarkan dari seorang ke orang yang lain, yang pada dasarnya tidak nyata dan bukan merupakan hasil dari kepemilikan dari apapun yang diproduksi dan boleh berkaitan atau tidak dengan barang fisik (Lovelock, Peterson, Walker, 2001). Pelayanan adalah aktivitas atau serangkaian aktivitas yang lebih atau kurang nyata dari umumnya, tapi tidak seluruhnya, mempunyai interaksi antara konsumen dan penyedia jasa layanan dan / atau sumber fisik atau barang dan / atau sistem dari penyedia jasa layanan, yang menyediakan sebagai solusi untuk masalah konsumen. (Looy, Gemmel, and Dierdonk, 2003).


2.1.3.3. Volume Makanan
Volume makanan adalah banyaknya makanan yang diberikan. Dalam hal ini volume makanan, termasuk kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan rumah makan, dikarenakan adanya perbedaan tingkat kepuasan konsumen dalam hal jumlah volume makanan yang diinginkan pada setiap segmen pasar.

2.1.3.4. Kapasitas Tempat
Kapasitas tempat yang dimaksud disini adalah jumlah tempat duduk maupun luasnya rumah makan yang diinginkan konsumen.

2.1.3.5. Variasi Makanan
Variasi makanan adalah banyaknya macam, jenis atau ragam makanan yang ditawarkan oleh penjual.

2.1.3.6. Rasa
Rasa atau kelezatan suatu makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik minat konsumen. Biasanya rasa selalu dikaitkan dengan harga suatu barang atau produk. Contohnya kualitas rasa makanan yang tinggi selalu dikaitkan dengan harga makanan yang cukup mahal, dan sebaliknya.

2.1.3.7. Kebersihan
Kebersihan suatu rumah makan baik kebersihan tempat maupun penyajian makanan dapat mempengaruhi minat konsumen. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang lebih memilih kebersihan dibandingkan keekonomisan harga.

2.2. Penelitian Sejenis
Judul : Faktor – faktor yang mempengaruhi volume penjualan rumah
makan Bu Pur di Ciracas
Tahun : 2007
Nama Pengarang : Heru Tri Utomo

Hasil Penelitian,
Berdasarkan analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi volume penjualan adalah harga jual, biaya yang dikeluarkan, volume penjualan, kualitas pesaing, selera konsumen, kondisi ekonomi, kenaikan BBM, inflasi, kepuasan konsumen, lokasi, daya beli, pendapatan. Dan faktor yang paling tinggi pengaruhnya adalah kualitas dengan nilai 196. Secara keseluruhan faktor tersebut dinilai setuju oleh responden dengan rata – rata 181,7. Maka cara meningkatkan volume penjualan dengan lebih memperhatikan faktor kualitas, harga jual, dan kepuasan konsumen serta lebih memperhatikan nfaktor yang berada dibawah.