Selasa, 23 Desember 2008

PROPOSAL PENELITIAN RESTORAN STEAK & RIBS KENYOT CORP.

Prabu Teguh Wibowo/10206727/3EA01
Teguhdkk.wordpress.com


Tema Penelitian : Kepuasan konsumen
Judul Penelitian: Pengaruh Promosi Terhadap Kepuasan dan Peningkatan Jumlah Pelanggan Pada Restoran Steak & Ribs Kenyot Corp.



1. Latar Belakang

Dewasa ini, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, dan terbatasnya lapangan pekerjaan, mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran. Sehingga tak sedikit dari mereka yang mencoba untuk beralih kewiraswasta. Salah satunya yang paling banyak diminati adalah usaha rumah makan / restoran. Hal ini dikarenakan makanan adalah salah satu kebutuhan pokok, dimana setiap manusia selalu membutuhkannya, dan tentunya kebutuhan akan makanan tidak akan pernah ada habisnya..
Adanya banyak rumah makan /restoran tentunya akan menjadi kendala bagi para pengusaha. Dimana akan adanya persaingan diantara mereka, terutama untuk usaha rumah makan yang sejenis. Sehingga tak sedikit dari pengusaha yang mencoba berbagai macam cara guna meningkatkan jumlah pelanggannya, salah satunya adalah dengan cara promosi. Faktor tersebutlah yang mendorong dilakukannya penelitian ini.

2. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini antara lain :
• apakah kegiatan promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan pada restoran steak & ribs kenyot corp ?
• Dan dari variabel – variabel promotion, yang terdiri dari kombinasi iklan, sales promotion, dan personal selling, variabel mana yang paling mempengaruhi minat konsumen ?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :
• mengetahui pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan pada restoran steak & ribs kenyot corp.
• mengetahui varibel mana dari ketiga variabel promotion yang paling mempengaruhi minat konsumen

4. Metode Penelitian
Populasi & Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan restoran steak & ribs kenyot corp. Dimana jumlah populasinya adalah 100 dan jumlah sampelnya adalah 50.
Model
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dimana penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada 50 responden yang disebar ke karyawan dan karyawati yang bekerja disekitar restoran steak & ribs kenyot corp.
Dalam penulisan ini peneliti menggunakan skala Likert dan skala peringkat lainnya dalam menilai kepuasan konsumen. Skala Likert yang digunakan peneliti dalam melakukan analisa data yaitu dimana setiap jawaban yang didapatkan akan diberi bobot nilai yang berbeda-beda sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu:
Untuk kuesioner mengenai kepuasan, maka bobot yang akan diukur sebagai berikut :
Angka 4 = Sangat setuju
Angka 3 = Setuju
Angka 2 = Tidak Setuju
Angka 1 = Sangat tidak setuju
Dari tiap-tiap bobot nilai yang diberikan kepada masing-masing pilihan jawaban kemudian akan dikaitkan dengan jumlah responden.
a. % jumlah responden : jumlah x 100%
50
b. Nilai tertinggi : 4 x 50 = 200
c. Nilai terendah : 1 x 50 = 50
Lalu setelah itu akan dicari Arithmetic Mean (rata0rata hitung) (Anto Dajan, 1986, halaman 115):

Rata-rata hitung = Jumlah bobot nilai
Ni
Dimana Ni adalah jumlah responden yang memilih skala evaluasi tertentu.

Variabel

variable-variabel yang diambil oleh penulis adalah variabel promotion mix seperti kombinasi iklan, sales promotion, dan personal selling.

5. Rancangan Analisis
Uji Chi Square yang digunakan untuk menguji kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh dengan menghitung frekuensi yang diharapkan (Fh) dengan frekuensi yang dihasilkan oleh kuesioner (Fo). Dan untuk mengetahui atribut yang paling dominant terhadap kepuasan konsumen. Uji Chi Square dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 13.0.

6. Penutup
Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa promosi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen sehingga dapat meningkatkan jumlah pelanggan. Dari 3 variabel promosi yang ada yaitu kombinasi iklan, sales promotion, dan personal selling variabel yang paling mempengaruhi minat konsumen adalah variabel sales promotion dan variabel yang kurang berpengaruh terhadap minat konsumen adalah variabel personal selling.
Saran
Saran peneliti untuk bagian manajemen restoran steak & ribs kenyot corp adalah sebaiknya restoran tersebut melakukan kegiatan promosi guna menarik minat konsumen dan kegiatan promosi yang sebaiknya dilakukan adalah sales promotion. Dimana retoran tersebut melakukan promosi dengan menjual produknya dengan harga yang lebih murah untuk jangka waktu tertentu.

Rabu, 12 November 2008

Ltr blkg & Landasan Teori

USAHA RUMAH MAKAN DI LINGKUNGAN KAMPUS GUNADARMA


3EA01

Disusun Oleh :
· Prabu Teguh Wibowo 10206727
· Mariyah 10206587
· Nita Asyifa 10206682
· Sudarmadi 10206947


UNIVERSITAS GUNADARMA



BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Dizaman seperti saat ini, banyak orang-orang yang sulit mendapatkan pekerjaan, untuk itu tak sedikit dari mereka yang mencoba untuk membuka usaha sendiri, atau wiraswasta. Salah satunya yaitu usaha rumah makan. Lingkungan kampus merupakan salah satu tempat yang paling strategis dalam mendirikan dan mengembangkan usaha ini. Namun keuntungan ini pun diimbangi dengan kendala-kendala yang akan dihadapi. Salah satu dari kendala tersebut adalah, adanya persaingan yang cukup ketat antara para pengusaha rumah makan dilingkungan kampus, hal ini dikarenakan mengingat lingkungan kampus merupakan tempat yang strategis dalam mendirikan usaha rumah makan sehingga tak sedikit orang yang berminat atau menginginkan untuk mendirikan rumah makan dilingkungan kampus.
Faktor tersebut mendorong para pengusaha rumah makan utuk melakukan berbagai macam terobosan baru dalam hal pemasaran. Terobosan inilah yang kemudian disesuaikan dengan keinginan konsumen yang mayoritas terdiri dari mahasiswa, dimana terdapat perbedaan keinginan dalam pemilihan rumah makan dengan konsumen dilingkungan luar kampus. Jenis – jenis rumah makan yang biasanya terdapat dalam lingkungan kampus adalah rumah makan padang, warung tegal (warteg), warung makan, dan rumah makan fried chicken. Namun dari kesemua rumah makan tersebut yang paling diminati oleh para mahasiswa adalah warung makan, ini mungkin dikarenakan harga yang ditawarkan pada warung makan cukup murah dibandingkan rumah makan padang, kebersihan yang lebih terjamin dibandingkan rumah makan warteg, dan variasi makanan yang jauh lebih banyak dibandingkan rumah makan fried chicken.
Adanya segmentasi pasar tersebut menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini, sehingga hasil yang diperoleh dapat berguna untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih rumah makan.



Bab II
Landasan Teori

2.1. Kajian Teoritis
Kepuasan adalah reaksi atau perasaan tentang yang diterima dibandingkan dengan realita dari produk dan standard produk. Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah daripada harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Bila prestasi sesuai atau melebihi harapan, pembelinya merasa amat puas atau gembira. (Kotler, 1994)

2.1.1. Pengertian Jasa
Jasa atau pelayanan merupakan suatu kenerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dap at dirasakan daripada dmiliki, serta pelanggan lebih dap at berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, definisi jasa hrus diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanngan terhadap kinerja atau penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen.
Definisi jasa menurut Philip Kotler (2002:488) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dap at ditawarkan oleh suatu pihak, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.

2.1.1.1. Karakteristik Jasa
Menurut Philip Kotler (2002:488) jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran yaitu :

1. Tidak berwujud (intangibility)

Bahwa jasa bersifat tidak berwujud, tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.





2. Tidak terpisahkan (inseparability)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti bearing fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, di distribusikan melewati berbagai penjual dan kemudian baru dikonsumsi.
2. Bervariasi (variability)
Jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan, jasa sangat bervariasi.
3. Mudah lenyap (devishability)
Bahwa jasa tidak bisa disimpan atau daya tahan suatu jasa bergantung pada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.
2.1.2. Pengertian Produk
Definisi produk menurut Philip Kotler (1997:349). Produk adalah segala sesuatu yang dap at ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dap at memuaskan keinginan alias kebutuhan.
Menurut Philip Kotler (1997:349) produk dibagi menjadi dua garis besar menurut jenis konsumen yang menggunakannya sebagai berikut :
1. Produk konsumen
Produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.
2. Produk industri
Produk yang dibeli untuk pemasaran lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis.

Dalam produk konsumen pemasar biasanya mengklasifikasikan barang-barang ini menurut cara membeli konsumen produk konsumen meliputi :
1. Produk sehari-hari
Produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Misalnya, sabun, permen, koran dan fast food.
2. Produk special
Produk konsumen dengan karakteritik unik atau identifikasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka akan mengeluarkan dana khusus untuk mmperolehnya.
3. Produk yang tidak dibeli
Produk konsumen dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terpikir untuk mereka untuk membelinya.

2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemilihan Rumah Makan.

2.1.3.1. Harga
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991'.142), harga adalah nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang atau jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai yang harus dlbayar untuk produk atau jasa. Menurut Paul S. Bush dan Michael J. Houston (1995.558), harga adalah nilai yang diberikan untuk manfaat yang diterima seseorang dari barang atau jasa. Menurut Kotler (1996:340), harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah dari nilai-nilai yang ditukarkan konsumen untuk keuntungan yang akan didapat atau kegunaan atas produk danjasa. Menurut Jeffrey D. Fisher (1991 .147), harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau diminta dalam suatu transaksi khusus. Harga dapat tidak sama
dengan nilai pasar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai dari suatu barang maupun jasa yang dapat dinyatakan dalam perhitungan rnoneter maupun non-moneter yang harus dibayarkan atau dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan harga dapat tidak sama dengan nilai.

2.1.3.2. Pelayanan
Pelayanan adalah setiap tindakan, performa, atau pengalaman yang dapat ditawarkan dari seorang ke orang yang lain, yang pada dasarnya tidak nyata dan bukan merupakan hasil dari kepemilikan dari apapun yang diproduksi dan boleh berkaitan atau tidak dengan barang fisik (Lovelock, Peterson, Walker, 2001). Pelayanan adalah aktivitas atau serangkaian aktivitas yang lebih atau kurang nyata dari umumnya, tapi tidak seluruhnya, mempunyai interaksi antara konsumen dan penyedia jasa layanan dan / atau sumber fisik atau barang dan / atau sistem dari penyedia jasa layanan, yang menyediakan sebagai solusi untuk masalah konsumen. (Looy, Gemmel, and Dierdonk, 2003).


2.1.3.3. Volume Makanan
Volume makanan adalah banyaknya makanan yang diberikan. Dalam hal ini volume makanan, termasuk kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan rumah makan, dikarenakan adanya perbedaan tingkat kepuasan konsumen dalam hal jumlah volume makanan yang diinginkan pada setiap segmen pasar.

2.1.3.4. Kapasitas Tempat
Kapasitas tempat yang dimaksud disini adalah jumlah tempat duduk maupun luasnya rumah makan yang diinginkan konsumen.

2.1.3.5. Variasi Makanan
Variasi makanan adalah banyaknya macam, jenis atau ragam makanan yang ditawarkan oleh penjual.

2.1.3.6. Rasa
Rasa atau kelezatan suatu makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik minat konsumen. Biasanya rasa selalu dikaitkan dengan harga suatu barang atau produk. Contohnya kualitas rasa makanan yang tinggi selalu dikaitkan dengan harga makanan yang cukup mahal, dan sebaliknya.

2.1.3.7. Kebersihan
Kebersihan suatu rumah makan baik kebersihan tempat maupun penyajian makanan dapat mempengaruhi minat konsumen. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang lebih memilih kebersihan dibandingkan keekonomisan harga.

2.2. Penelitian Sejenis
Judul : Faktor – faktor yang mempengaruhi volume penjualan rumah
makan Bu Pur di Ciracas
Tahun : 2007
Nama Pengarang : Heru Tri Utomo

Hasil Penelitian,
Berdasarkan analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi volume penjualan adalah harga jual, biaya yang dikeluarkan, volume penjualan, kualitas pesaing, selera konsumen, kondisi ekonomi, kenaikan BBM, inflasi, kepuasan konsumen, lokasi, daya beli, pendapatan. Dan faktor yang paling tinggi pengaruhnya adalah kualitas dengan nilai 196. Secara keseluruhan faktor tersebut dinilai setuju oleh responden dengan rata – rata 181,7. Maka cara meningkatkan volume penjualan dengan lebih memperhatikan faktor kualitas, harga jual, dan kepuasan konsumen serta lebih memperhatikan nfaktor yang berada dibawah.

Jumat, 24 Oktober 2008

Tugas metode riset 3

Nama : Prabu Teguh wibowo
Kelas/NPM : 3EA01/10206727
Judul : Hubungan antara kepuasan kerja dengan disiplin kerja karyawan
operator shawing computer bagian produksi pada PT. Primarindo asia
infrastruktur tbk di bandung.
Topik : Pengaruh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan
karakteristik situasi kerja terhadap motivasi.
Pengarang : Muhaimin
Tahun : 2004
Alamat Website : http://psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_muhaimin.pdf.



ANALISIS

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu kepuasan kerja, serta variabel tergantung(dependent variable) yaitu disiplin kerja Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi yang berjumlah 100 orang yang tersebar pada masing-masing bagian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik purposive samping. Data disiplin kerja diperoleh dengan Skala Disiplin kerja dengan menggunakan metode Summated Ratings dari Likert. Uji statistik yang dipakai yaitu uji korelasional, dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Sperman (r).
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat didapatkan bahwa t hit > tab (4,99 > 1.684). Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja karyawan dengan disiplin kerja karyawan pada bagian shawing di PT Primarindo Asia Infrastucture Tbk Bandung. Semakin tinggi kepuasan kerja karyawan, maka semakin baik disiplin kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah kepuasan kerja karyawan, maka semakin buruk disiplin kerja karyawan.Dari hasil uji korelasional dapat diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 38.4% (d = rsx 100%). Hal ini berarti bahwa kontribusi kepuasan kerja terhadap disiplin kerja sebesar 38.5%; dan terdapat 61,5% variansi lain, di luar kepuasan kerja dan tidak dinyatakan dalam penelitian ini, yang mempengaruhi disiplin kerja.
Kemudian tentang hubungan antara kepuasan kerja (aspek Hygiene factor) di peroleh rs= 0,534 dan t hit = 3,99, artinya t hit > tab ( 3,99 >1,684 ). Terhadap hubungan antara aspek hygiene factor dari aspek kepuasan kerja dengan disiplin kerja, didapat d = 28,5. Hal ini berarti aspek hygiene factor memberikan kontribusi sebesar 28,5 %. Dan keterkaitan hubungan antara kepuasan kerja (aspek motivator factor) dengan disiplin kerja diperoleh rs = 0,620 dan t hit = 4,99. Karena hit > t tab ( 4,99 > 1,684 ) maka terdapat hubungan antara aspek motivator factor dari kepuasan kerja dengan disiplin kerja. Serta didapat d sebesar 38,4, hal ini berarti aspek motivator factor memberikan kontribusi sebesar 38,4 % terhadap disiplin kerja karyawan. Dari ketiga hasil penelitian ini ternyata aspek kepuasan kerja baik aspek hygiene factor maupun aspek motivator factor mempunyai korelasi dengan aspek disiplin kerja. Artinya bahwa responden merasa bahwa mereka kurang memiliki kemampuan, dan merasakan kurang dapat diterima dan kurang mendapat perhatian dari lingkungannya. Hal tersebut tentunya akan menyulitkan individu dalam menyesuaikan diri dengan faktor-faktor dalam Hubungan Antara Kepuasan kerja dengan Disiplin kerja.

Tugas metode riset 2

Nama : Prabu Teguh Wibowo
Kelas/NPM : 3EA01/10206727
Pengarang : Sumarjo
Judul : Analisis pengaruh kognisi, budaya kerja, dan kepemimpinan terhadap
kedisiplinan pegawai dikecamatan slogohimo kabupaten wonogiri.
Topik : Pengaruh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan
karakteristik situasi kerjaterhadap motivasi.
Alamat Website : http://eprints.ums.ac.id/797/1/Jurnal Daya Saing 1 3.pdf


ANALISIS

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara survey terhadap pendapat responden dengan menggunakan kuesioner yang berisi butir – butir pernyataan. Terhadap data yang telah diperoleh melalui kuesioner, maka langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pengujian validitas dan reliabilitas atas butir – butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Setelah tahapan ini, langkah berikutnya adalah melakukan penskoran dan pengujian hipotesisuntuk mendapatkan jawaban senyatanya. Untuk menguji hipotesis, dilakukan dedngan analisis regresi linier berganda(multiple linear regression) dengan metode OLS (Ordinary Least Square).
Dari hasil pengujian validitas terlihat bahwa untuk variabel kedisiplinan dan budaya tidak satupun butir kuesioner yang memilliki nilai r hitung lebih kecil dari nilai r table. Dengan demikian, seluruh butir dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Untuk variabel kepemimpinan terdapat 6 butir yang dinyatakan tidak valid, yaitu butir yang diberi inisial: pimpin 27, pimpin 33, pimpin 34, pimpin 40, pimpin 54, dan pimpin 57. Sedangkan untuk variabel kognitif terdapat 3butir yang dinyatakan tidak valid, yaitu butir yang diberi inisial: kogni 12, kogni 16, dan kogni 20. Butir yang tidak valid tersebut dikeluarkan atau tidak digunakan untuk analisis pembuktian hipotesis lebih lanjut.
Dari hasil pengujian reliabilitas tampak bahwa semua kelompok butir pada setiap variabel mempunyai nilai r alpha yang lebih besar dari nilai r table yang besarnya 0,1976. Rincian nilai r alpha masing – masing variabel, yaitu: variabel kedisiplinan sebesar 0,8029; variabel kognitif sebesar 0,7354; variabel budaya kerja sebesar 0,7987; dan variabel kepemimpinan sebesar 0,9573. Dengan demikian seluruh butir kuesioner yang ada telah dapat dinyatakan valid dan andal (reliable).
Dari ketiga nilai t hitung dapat diketahui bahwa semua variabel independent tersebut secara individual menunjukan signifikansinya dalam mempengaruhi disiplin kerja pegawai dilingkungan Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri. Nilai F hitung sebesar 9,805 menunjukan bahwa ketiga variabel independent yang ada didalam model tersebut secara serentak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Selasa, 23 September 2008

Tugas Metode Riset

KAJIAN KONDISI MOTIVASI KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DAERAH, BIDAN, DAN DOKTER PRAKTIK SWASTA SERTA BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHINYA DI KABUPATEN JEMBRANA

Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar


ABSTRAK

Di Kabupaten Jembrana terjadi perubahan situasi kerja, karakteristik pekerjaan yang diakibatkan oleh perubahan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan tertinggi di kabupaten tersebut. Perubahan tersebut adalah pemberian gaji yang sama untuk pangkat yang sama di berbagai instansi yang ada di Kabupaten Jembrana, memutasikan pegawai dari satu instansi ke instansi lainnya yang dianggap kekurangan pegawai, dan kebijakan baru di bidang kesehatan dengan nama Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ).
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kondisi motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana; (2) untuk mengetahui lebih tinggi atau tidaknya motivasi kerja pegawai pemerintah daerah sesudah diberlakukannya kebijakan-kebijakan mutasi dan pemberlakuan gaji yang sama di semua dinas di Kabupaten Jembrana; (3) untuk mengetahui lebih rendah atau tidaknya motivasi kerja bidan praktik swasta setelah diberlakukannya Program JKJ di Kabupaten Jembrana; (4) untuk mengetahui lebih tinggi atau tidaknya motivasi kerja dokter praktik swasta antara sebelum dan setelah diberlakukannya Program JKJ di Kabupaten Jembrana; dan (5) untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan faktor karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana
Teknik analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan 1, 2, 3, dan 4 adalah statistik deskriptif, sedangkan untuk menjawab tujuan yang kelima digunakan teknik analisis inferensial, yaitu regresi linier berganda dengan uji F dan uji t serta uji t satu sampel.
Berdasarkan hasil analisis terhadap motivasi kerja pegawai Pemda, ditemukan bahwa motivasi kerja pegawai Pemda di Kabupaten Jembrana berada pada kondisi yang tinggi. Selain itu, motivasi kerja dokter dan bidan praktik swasta juga dalam kondisi yang tinggi. Untuk tujuan penelitian yang kedua dari hasil analisis ditemukan bahwa motivasi kerja pegawai Pemda Jembrana pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Untuk tujuan yang ketiga dari hasil analisis ditemukan bahwa motivasi kerja bidan praktik swasta setelah diterapkan program JKJ oleh Pemda Jembrana lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya dan untuk dokter praktik swasta ditemukan bahwa secara umum motivasi kerja setelah penerapan JKJ lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Untuk tujuan yang kelima ditemukan sebagai berikut. Pertama, ada pengaruh simultan semua variabel bebas terhadap variabel terikat untuk semua jenis responden, yaitu pegawai Pemda, bidan, dan dokter praktik swasta. Kedua, ada pengaruh signifikan secara parsial ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat pada responden bidan dan dokter praktik swasta. Ketiga, untuk responden pegawai Pemda di Kabupaten Jembrana, ternyata dua variabel bebas, yaitu karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. Hanya satu variable, yaitu karakteristik situasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada tingkat signifikansi 0,05, namun berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 0,056.

Kata kunci : motivasi kerja, karakteristik individu, pekerjaan, dan situasi kerja


STUDY OF WORKING MOTIVATION CONDITION OF LOCAL GOVERNMENT OFFICIALS, MIDWIVES, AND PRIVATE GENERAL PRACTITIONERS, AND SOME VARIABLES AFFECTING THEM
IN JEMBRANA REGENCY


ABSTRACT

In Jembrana Regency a change of working situation has occurred, job characteristics resulting from the change of style of leadership applied by the head of the government in the regency. The change is the giving of the same amount of salary to the officials of the same rank in various institutions that exist in Jembrana Regency, transferring officials from one institution to another which is considered to lack of officials and new policy in the field of health with the name of Jaminan Kesehatan Jembrana -- Jembrana Health Insurance (JKJ)
The aims of this study are: 1) to know the condition of working motivation of local government officials, midwives, and private general practitioners in Jembrana Regency; 2) To know whether the working motivation of the local government officials after the application of the transference policy and giving the same amount of salary in all offices in Jembrana Regency is high or not; 3) To know whether the working motivation of private midwives after the application of JKJ Program in Jembrana Regency is low or not; 4) To know whether the working motivation of private general practitioners before and after the application the JKJ Program in Jembrana Regency is high or not; and 5) to know whether the significant influence of individual, job, and working situation characteristics to working motivation of local government officials, midwives, and private general practitioners in Jembrana Regency exists or not.
The analysis technique employed to answer the aims no 1, and 2 and 3, and 4 descriptive statistics was used and to answer the aim no 5 referential analysis technique was used, that is, multiple linear regression with F and t tests and t test of one sample.
Based on the results of the analysis to working motivation of local government officials it was found out that the working motivation of local government officials lies in high condition. Besides that, working motivation of doctors and private midwives were also in high condition. For the second aim, from the result of the analysis, it was found out that working motivation of the officials of Jembarana Regency Government at the time of the administration of the present regent was higher compared with that of the previous regent. For the third aim from the analysis, it was found out that the working motivation of private midwives after the implementation of JKJ by the regency government was lower than that of the previous administration and for private general practitioner it was found out that generally their working motivation after the implementation of JKJ was higher compared with that before. For the fifth aim it was found out that: First there is simultaneous influence of all free variables against the bound ones for all kinds of respondent, officials of the Regency Government, midwives, private general practitioners. Second, there was significant influence from the three free variables against the bound ones in midwife and private general practitioner respondents. Third, for the official of Jembrana Regency respondents, two free variables, individual characteristics and work characteristics had significant influence to the working motivation. Only one variable, the characteristics of working situations, did not have significant influence to working motivation at the significance level of 0.05 but it had significant influence to the significance level of 0.056.

Key words: working motivation, individual characteristic, work characteristic, and working situations




1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek dari SDM yang perlu mendapat perhatian adalah motivasi kerja karyawan. Motivasi kerja seseorang dapat berubah karena beberapa factor, antara lain faktor karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja (Porter & Miles dalam Stoner & Freeman, 1989).
Di Kabupaten Jembrana terjadi perubahan situasi kerja, karakteristik pekerjaan yang diakibatkan oleh perubahan gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan tertinggi di kabupaten tersebut.
Perubahan tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Pemberian gaji yang sama untuk pangkat yang sama di berbagai instansi yang ada di Kabupaten Jembrana.
(2) Memutasikan pegawai dari satu instansi ke instansi lainnya yang dianggap kekurangan pegawai yang dievaluasi setiap minggu untuk mengetahui beban kerja di tiap-tiap instansi, sehingga akan terjadi proses mutasi selanjutnya sampai diperoleh beban kerja dan jumlah karyawan yang tepat, sehingga ada perampingan di instansi yang kelebihan pegawai.
(3) Kebijakan baru di bidang kesehatan yang dikenal dengan nama Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ). Masyarakat yang membawa kartu JKJ dan keluarga miskin (Gakin) memperoleh pelayanan kesehatan gratis karena telah dibayarkan oleh Pemda melalui JKJ. Untuk jasa bidan setiap pasien dibayar Rp 4.000,00 dan untuk jasa dokter setiap pasien dibayar Rp 8.000,00. Bidan dan dokter praktik swasta dibatasi ruang lingkup tugasnya, yaitu bidan hanya menangani KB dan ibu hamil dan hanya dokter yang menangani orang sakit.
Dengan kebijakan–kebijakan tersebut diperkirakan akan mempengaruhi motivasi kerja pegawai Pemda, bidan, dan dokter praktik swasta. Di samping itu, faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi motivasi kerja tersebut adalah karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, yang menjadi pokok permasalahannya adalah sebagai berikut.
(1) Bagaimana kondisi motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.
(2) Apakah motivasi kerja pegawai Pemda lebih tinggi setelah diberlakukannya kebijakan-kebijakan oleh Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana (seperti mutasi dan pemberlakuan gaji yang sama di semua dinas) dibandingkan dengan sebelumnya.
(3) Apakah motivasi kerja bidan praktik swasta lebih rendah setelah diberlakukannya Program JKJ dibandingkan dengan sebelumnya.
(4) Apakah motivasi kerja dokter praktik swasta lebih tinggi setelah diberlakukannya Program JKJ dibandingkan dengan sebelumnya.
(5) Apakah ada pengaruh signifikan faktor karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.

1.2 Tujuan Penelitian
(1) Untuk mengetahui kondisi motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.
(2) Untuk mengetahui lebih tinggi atau tidaknya motivasi kerja pegawai pemerintah daerah sesudah diberlakukannya kebijakan-kebijakan mutasi dan pemberlakuan gaji yang sama di semua dinas di Kabupaten Jembrana.
(3) Untuk mengetahui lebih rendah atau tidaknya motivasi kerja bidan praktik swasta setelah diberlakukannya Program JKJ di Kabupaten Jembrana.
(4) Untuk mengetahui lebih tinggi atau tidaknya motivasi kerja dokter praktik swasta setelah diberlakukannya Program JKJ di Kabupaten Jembrana.
(5) Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan faktor karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.

1.3 Manfaat Penelitian
(1) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana, baik dalam penerapan kebijakan mutasi, kebijakan JKJ, maupun dalam usaha-usaha peningkatan motivasi kerja pegawai.
(2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana dalam membuktikan atau memperkuat teori motivasi kerja dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebuah referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dapat digambarkan dengan kerangka pemikiran sebagai berikut.


Karakteristik Individu
(1) Minat
(2) Sikap
(3) Kebutuhan
Karakteristik Pekerjaan
(1) Tanggung Jawab
(2) Tingkat Kepuasan
(3) Tingkat Imbalan Intrinsik
(4) Tingkat Otonomi
(5) Jumlah Umpan Balik
(6) Tingkat Variasi Tugas
Karakteristik Situasi Kerja
(1) Lingkungan Kerja
(2) Kultur Organisasi








MOTIVASI KERJA


















Keterangan :
: Pengaruh Parsial
: Pengaruh Simultan


2.2 Hipotesis
(1) Motivasi kerja pegawai Pemda Kabupaten Jembrana lebih tinggi setelah diberlakukannya kebijakan-kebijakan oleh Kepala Pemerintah Daerah dibandingkan dengan sebelumnya.
(2) Motivasi kerja bidan praktik swasta lebih rendah setelah diberlakukannya Program JKJ dibandingkan dengan sebelumnya.
(3) Motivasi kerja dokter praktik swasta lebih tinggi setelah diberlakukannya Program JKJ dibandingkan dengan sebelumnya.
(4) Ada pengaruh signifikan faktor karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja pagawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.

2.3 Identifikasi Variabel
Ada empat faktor yang diteliti pada penelitian yang dapat dipecah menjadi sekitar 35 variabel untuk Pemda dan 32 variabel bidan dan dokter praktik swasta dengan perincian sebagai berikut.
(1) Faktor motivasi kerja akan diturunkan menjadi 11 variabel penelitian yang akan menjadi variabel dependen pada penelitian ini.
(2) Karakteristik individu akan diturunkan menjadi 10 variabel untuk pegawai Pemda dan 10 variabel untuk dokter/bidan.
(3) Karakteristik pekerjaan akan diturunkan menjadi 9 variabel untuk pegawai Pemda dan 7 variabel untuk dokter/bidan.
(4) Karakteristik situasi kerja akan diturunkan menjadi 5 variabel untuk pegawai Pemda dan 4 variabel untuk dokter/bidan.
(5) Selain keempat faktor tersebut diteliti juga 8 variabel untuk melihat kondisi motivasi kerja responden sekarang dibandingkan dengan sebelumnya.

2.4 Definisi Operasional / Pengukuran Variabel
Semua variabel penelitian akan diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan empat tingkatan, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dengan demikian, semua variabel penelitian akan diobservasi melalui pendapat/persepsi responden terhadap semua variabel penelitian tersebut.

1. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah suatu keadaan di mana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil tertentu. Motivasi kerja dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut.
(1) Ketepatan waktu hadir di tempat kerja.
(2) Ketepatan waktu pulang kerja.
(3) Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
(4) Tingkat usaha dalam mencari cara penyelesaian pekerjaan dengan lebih baik.
(5) Tingkat usaha dalam mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam pekerjaan.
(6) Tingkat usaha dalam meningkatkan kualitas diri.
(7) Kualitas dari hasil pekerjaan.
(8) Tingkat kemauan untuk mencapai tujuan organisasi.
(9) Tingkat kemauan untuk mencapai produktivitas tinggi.
(10) Tingkat inovasi dalam pekerjaan.
(11) Tingkat kreativitas dalam pekerjaan.

2. Karakteristik Individu
Faktor ini akan diukur dari minat, sikap, dan kebutuhan.
A. Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Minat dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut.
(1) Tingkat kesenangan bekerja di Pemda Jembrana.
(2) Tingkat loyalitas sebagai pegawai Pemda Jembrana.
B. Sikap adalah kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, objek, dan situasi yang berhubungan dengannya. Sikap dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut.
(1) Tingkat kebanggaan atas statusnya sebagai pegawai Pemda Jembrana.
(2) Tingkat ketidakkhawatiran terhadap kemungkinan kehilangan pekerjaan.
(3) Sikap dalam mendukung usaha pencapaian tujuan organisasi.
C. Kebutuhan adalah jumlah keperluan, baik yang dapat bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiologis. Kebutuhan dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut.
(1) Tentang tingkat kebutuhan pangan.
(2) Tingkat kebutuhan sandang.
(3) Tingkat kebutuhan papan.
(4) Tingkat kebutuhan rohani.
(5) Tingkat kebutuhan sosial.

3. Karakteristik Pekerjaan
Faktor ini akan diukur dari tanggung jawab terhadap pekerjaan, tingkat kepuasan terhadap pekerjaan, tingkat imbalan intrinsik, tingkat otonomi, umpan balik, dan tingkat variasi tugas. Tanggung jawab adalah beban kewajiban yang harus dipikul, baik oleh karyawan maupun pimpinan dalam setiap unit kerja, dalam melaksanakan tugas yang diserahkan kepadanya untuk diselesaikan. Tanggung jawab dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang tingkat tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.
A. Tingkat kepuasan dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut.
(1) Kesempatan dalam mengemukakan ide.
(2) Kesempatan mengembangkan diri.
(3) Tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan-kebijakan pimpinan.
B. Tingkat imbalan intrinsik dalam penelitian ini diukur dari :
(1) Pendapat/persepsi responden tentang kesesuaian imbalan yang diterima dengan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
C. Tingkat otonomi dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang:
(1) Tingkat otonomi yang diberikan oleh atasan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
D. Umpan balik dalam penelitian ini diukur dari pendapat atau persepsi responden tentang hal-hal sebagai berikut.
(1) Frekuensi pemberian informasi tentang pelaksanaan tugas.
(2) Frekuensi pemberian informasi tentang kualitas hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan.
E. Tingkat variasi tugas dalam penelitian ini diukur dari :
(1) Pendapat/persepsi responden tentang tingkat variasi jenis pekerjaan yang dilaksanakan dalam operasinal pekerjaan.

4. Karakteristik Situasi Kerja
Faktor ini akan diukur dari lingkungan kerja dan budaya/kultur organisasi.
A. Lingkungan kerja dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut.
(1) Kondisi hubungan antara pimpinan dan bawahan.
(2) Kondisi hubungan antar karyawan.
B. Budaya/kultur organisasi dalam penelitian ini diukur dari pendapat/persepsi responden tentang hal-hal berikut.
(1) Tingkat penekanan pimpinan dalam menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.
(2) Penghargaan organisasi terhadap potensi karyawan.
(3) Penghargaan setelah menyelesaikan tugas.

2.5 Jenis Data
(1) Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini ada beberapa data kuantitatif, antara lain jumlah responden menurut umur, pendidikan, jumlah anak yang dimiliki, jumlah responden menurut jabatan.
(2) Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dinayatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini ada beberapa jenis data kualitatif, seperti jenis jabatan, tingkat pendidikan yang ditamatkan, motivasi kerja, karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja.

2.6 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder.
(1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dan pertama kali oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitiannya. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden melalui kuesioner yang dibuat, seperti data motivasi kerja, data karakteristik pekerjaan, karakteristik individu, dan data karakteristik situasi kerja.
(2) Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti berupa data yang sudah tersedia/data yang sudah diolah sehingga peneliti tinggal menggunakannya saja, misalnya data yang diperoleh dari dokumen, catatan, atau laporan-laporan. Misalnya, data tentang jumlah seluruh pegawai di Pemda Jembrana, data jumlah bidan dan dokter praktik swasta.
2.7 Populasi, Penentuan Sampel, dan Responden Penelitian
Populasi adalah jumlah pegawai pemerintah daerah Kabupaten Jembrana Januari 2005, yaitu sebanyak 5.617 orang.
Dari populasi ini diambil sampel sebanyak 375 orang dihitung menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar 5%.
N
n =
( 1+N.e2 )
5617 5617
n = =
(1 + 5617 (0,05)2 ) 1 + 5617 x 0,0025
5617
n = = 375 Orang
15,0425


Dari jumlah sampel ini didistribusikan :
- Untuk bidan praktik swasta : 81 orang
- Untuk dokter praktik swasta : 61 orang
- Untuk pegawai Pemda : 233 orang

2.8 Metode Pengumpulan Data
Beberapa jenis metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan indepth interview.
(1) Wawancara
Pada penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah tatap muka langsung dengan responden penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data yang diperoleh dari metode pengumpulan data ini, antara lain data tentang motivasi kerja, karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja.
(2) Observasi
Pada penelitian ini jenis observasi yang digunakan adalah observasi nonpartisipasi di mana observasi dilakukan terhadap dokumen, catatan, dan laporan dari instansi-instansi yang diteliti. Data yang diperoleh dengan metode ini, antara lain data mengenai jumlah pegawai di berbagai instansi yang diteliti, baik menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, maupun jabatan. Observasi juga dilakukan untuk melihat kondisi semangat kerja/motivasi kerja responden.
(3) Indepth interview
Pada penelitian ini wawancara mendalam dilakukan terhadap beberapa responden untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai variabel penelitian, khususnya motivasi kerja responden, pandangan mereka terhadap Program JKJ, kebijakan perampingan pegawai, kebijakan penetapan gaji/kompensasi yang sama di setiap dinas.

2.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Karena data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan instrumen, maka instrumen yang dipakai harus memenuhi persyaratan, yaitu validitas dan reliabilitas.
(1) Uji validitas menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Korelasi minimum dianggap memenuhi syarat jika r = 0,300 dan kalau lebih kecil dari 0,300,, maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 1999; Azwar, 2001).
(2) Uji reliabilitas menggunakan koefisien korelasi Alpha Cronbach (Azwar, 2001). Koefisien korelasi minimum dianggap memenuhi syarat jika r = 0,600 dan kalau lebih kecil 0,600, maka butir pernyataan dinyatakan tidak reliabel. Untuk menghitung besarnya koefisien korelasi digunakan komputer dengan program SPSS.

2.10 Teknik Analisis Data
Karena data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan instrumen, maka instrumen yang dipakai harus memenuhi persyaratan, yaitu validitas dan reliabilitas.
(1) Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda yang akan menjelaskan pengaruh beberapa variabel, seperti karakteristik individu, pekerjaan, dan situasi kerja secara serempak dan parsial terhadap motivasi kerja pegawai Pemda, bidan, dan dokter praktik swasta.
(2) Sebelum dilakukan teknik analisis regresi liniear berganda dilakukan uji–uji asumsi klasik.
(a) Uji multikolinearitas
(b) Uji heteroskedastisitas
(c) Uji normalitas
(3) Untuk mengetahui pengaruh serempak dan parsial maka dalam kajian ini digunakan uji F dan uji t.
(4) Untuk menjawab bagaimana kondisi motivasi kerja pegawai Pemda, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana digunakan analisis statistik deskriptif.
(5) Untuk menjawab tujuan penelitian kedua dan ketiga selain menggunakan statistik deskriptif juga digunakan statistik inferensial yaitu t test satu sampel / satu variabel.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
(1) Kondisi motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta
A. Kondisi motivasi kerja Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana disajikan dalam Tabel 1.
Dari jawaban responden seperti yang terlihat pada Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai Pemda Kabupaten Jembrana berada pada kondisi yang tinggi dengan rata-rata skor di atas 3. Skor yang digunakan pada Skala Likert tersebut dengan 4 tingkatan, yaitu skor 1 berarti motivasi kerja sangat rendah, skor 2 berarti motivasi kerja rendah, skor 3 berarti motivasi kerja tinggi, dan skor 4 berarti motivasi kerja sangat tinggi. Dengan rata-rata skor di atas 3, yaitu tepatnya 3,26 berarti motivasi kerja pegawai Pemda Jembrana berada dalam kategori tinggi. Dari indikator atau variabel yang digunakan untuk melihat motivasi kerja pegawai, memang semua rata-rata skornya di atas 3, namun skor secara tepat bervariasi antara variabel-variabel tersebut. Hal ini berarti bahwa kondisi motivasi kerja dilihat dari tiap-tiap variabel yang ada berbeda satu dengan yang lainnya.

B. Kondisi motivasi kerja bidan praktik swasta di Kabupaten Jembrana disajikan dalam Tabel 2.
Dari hasil penelitian yang diperoleh seperti yang tercantum pada Tabel 2, rata-rata skor untuk seluruh variabel motivasi kerja bidan praktik swasta mencapai 3,39 yang berarti bahwa motivasi kerja bidan praktik swasta pada saat riset dilakukan dalam kondisi yang tinggi. Ini juga berarti meskipun ada perubahan kebijakan di Kabupaten Jembrana mengenai aktivitas bidan praktik swasta, mereka tetap memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal ini secara implisit berarti bahwa mereka dapat menerima kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerahnya.

C. Kondisi motivasi kerja dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana disajikan dalam Tabel 3.
Dari hasil penelitian yang diperoleh seperti yang tercantum pada Tabel 3, rata-rata skor untuk seluruh variabel motivasi kerja dokter praktik swasta mencapai 3,25 yang berarti bahwa motivasi kerja dokter praktik swasta pada saat riset dilakukan dalam kondisi yang tinggi. Namun, kalau dilihat per variabel / indikator ada satu indicator, yaitu selalu berusaha menciptakan kreativitas dalam pekerjaan mencapai skor rata-rata di bawah 3, tepatnya 2,98. Hal itu berarti bahwa dengan kebijakan yang baru ada beberapa dokter praktik swasta yang tidak termotivasi untuk berusaha menciptakan kreativitas dalam pekerjaan.

(2) Analisis tentang lebih tinggi atau tidaknya motivasi kerja Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana sebelum dan sesudah penerapan kebijakan baru disajikan dalam Tabel 4.
Dari hasil penelitian yang diperoleh seperti yang tercantum pada Tabel 4 di atas hampir pada semua pernyataan ada responden yang menjawab alternatif tidak setuju dan sangat tidak setuju. Namun, dengan melihat rata-rata skor dan dibandingkan dengan kriteria dari Husein Umar (2004) dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai Pemda Jembrana yang sekarang berbeda dengan sebelumnya atau motivasi kerja pegawai Pemda sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya.

(3) Analisis tentang lebih rendah atau tidaknya motivasi kerja bidan praktik swasta setelah diberlakukannya Program Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) disajikan dalam Tabel 5.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, seperti tercantum pada Tabel 5 juga pada setiap / semua pernyataan ada responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju dan rata-rata total skornya hanya 2,40. Dengan menggunakan kriteria seperti yang telah disebutkan ini berarti bahwa ada perbedaan motivasi kerja bidan praktik swasta sekarang dibandingkan dengan sebelumnya atau motivasi kerja bidan praktik swasta sekarang lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya.

(4) Analisis tentang lebih tinggi atau tidaknya motivasi kerja dokter praktik swasta setelah diberlakukannya Program Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) disajikan dalam Tabel 6.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, seperti tercantum pada Tabel 6 untuk semua pernyataan ada responden menjawab tidak setuju dan ada dua pernyataan yang tidak dijawab dengan sangat tidak setuju, yaitu poin dua dan tiga dan rata-rata nilai skor 2,65. Kondisi ini berarti bahwa terjadi perbedaan motivasi kerja dokter praktik swasta setelah diterapkan program JKJ atau motivasi kerja dokter praktik swasta lebih tinggi setelah penerapan JKJ.

(5) Analisis pengaruh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja.
A. Pegawai Pemda Kabupaten Jembrana
(a) Dari uji asumsi klasik dengan menggunkan komputer diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Tidak terjadi multikolinieritas variabel bebas yang digunakan dalam model.
2) Tidak terjadi heteroskedastisitas pada model yang digunakan.
3) Variabel bebas yang digunakan berdistribusi normal.
(b) Uji F
Rumusan Hipotesis
Ho : B1 = B2 = B3 = 0 à berarti bahwa tidak ada pengaruh secara simultan variabel karakteritik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja pegawai Pemda Kabupaten Jembrana.
Hi : Bi ≠ 0, minimal salah satu dari variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Pemda Kabupaten Jembrana.
Untuk menyimpulkan / membuktikan hipotesis tersebut akan dilihat nilai F dan tingkat signifikansinya. Dari hasil analisis dapat diketahui nilai F sebesar 36,598 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan melihat tingkat signifikansi tersebut yang nilainya lebih kecil daripada 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Pemda Kabupaten Jembrana.
(c) Uji t
Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 7.

B. Bidan Praktik Swasta
(a) Dari uji asumsi klasik dengan menggunkan komputer diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Tidak terjadi multikolinieritas variabel bebas yang digunakan dalam model.
2) Tidak terjadi heteroskedastisitas pada varian residual dari variabel yang digunakan.
3) Semua variabel penelitian yang digunakan berdistribusi normal.
(b) Uji F
Untuk menguji keberartian model yang digunakan atau untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh simultan dari semua variabel bebas yang digunakan dilakukan uji F. Dengan rumusan hipotesis untuk uji serempak seperti yang telah disampaikan sebelumnya (pada responden pegawai Pemda Kabupaten Jembrana), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan secara simultan variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja bidan praktik swasta di Kabupaten Jembrana. Nilai F pada responden ini sebesar 48,221 dengan tingkat signifikansi 0,000.
(c) Uji t
Hasil uji t dapat diikuti pada Tabel 8.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa semua variabel penelitian, yaitu karakteristik individu, pekerjaan, dan situasi kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja bidan praktik swasta. Dengan melihat nilai signifikansi semua variabel bebas yaitu 0,000, 0,000, dan 0,027 lebih kecil daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja bidan praktik swasta di Kabupaten Jembrana.

C. Dokter Praktik Swasta
(a) Dari uji asumsi klasik dengan menggunkan komputer diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas yang digunakan dalam model.
2) Tidak terjadi heteroskedastisitas pada model yang digunakan.
3) Variabel bebas yang digunakan berdistribusi normal.
(b) Uji F
Seperti pada responden sebelumnya uji F juga digunakan untuk melihat pengaruh simultan dari kerja variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai F hitung sebesar 36,617 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketiga variable, yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjan, dan karakterstik situasi kerja berpengaruh simultan terhadap motivasi kerja dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.
(c) Uji t
Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 9.
Dari data yang tercantum pada Tabel 8 dapat disampaikan bahwa ketiga variabel bebas berpengaruh positif terhadap motivasi kerja dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana. Dari nilai signifikansi semua variabel bebas yang lebih rendah daripada 0,05 maka disimpulkan bahwa semua variabel bebas, yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristrik situasi kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.

4 SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
(a) Kondisi motivasi kerja responden pegawai Pemda Kabupaten Jembrana berada pada kondisi / kategori yang tinggi dengan rata-rata skor di atas 3. Demikian pula kondisi motivasi kerja bidan dan dokter praktik swasta berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor di atas 3.
(b) Motivasi kerja responden pegawai Pemda Kabupaten Jembrana lebih tinggi setelah diterapkan kebijakan-kebijakan oleh Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana (seperti mutasi dan pemberlakuan gaji yang sama di semua dinas) dibandingkan dengan sebelumnya.
(c) Motivasi kerja responden bidan praktik swasta lebih rendah setelah diterapkan Program JKJ dibandingkan dengan sebelumnya.
(d) Motivasi kerja responden dokter praktik swasta lebih tinggi setelah diterapkan Program JKJ dibandingkan dengan sebelumnya.
(e) Terdapat pengaruh yang signifikan variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja responden pegawai Pemda pada tingkat signifikansi masing-masing 0,000; 0,003; dan 0,056.
(f) Terdapat pengaruh yang signifikan variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja responden bidan praktik swasta pada tingkat signifikansi masing-masing 0,000; 0,000; dan 0,027.
(g) Terdapat pengaruh yang signifikan variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja responden dokter praktik swasta pada tingkat signifikansi masing-masing 0,001; 0,002; dan 0,007.

4.2 Saran
(a) Pemerintah daerah perlu memberikan sosialisasi kepada pegawai Pemda Kabupaten Jembrana, bidan, dan dokter praktik swasta bahwa mereka tidak perlu merasa khawatir akan kehilangan pekerjaan.
(b) Secara umum pemerintah daerah perlu meningkatkan kompensasi kepada pegawai Pemda agar mereka dapat memenuhi kebutuhan sandang, papan, dan pangan dalam kehidupan mereka.
(c) Pemerintah daerah perlu melakukan lokakarya untuk merancang bagaimana cara meningkatkan variasi tugas pada semua pekerjaan yang ada di Pemda Kabupaten Jembrana. Demikian pula untuk dokter dan bidan praktik swasta.
(d) Pemerintah daerah perlu meningkatkan penghargaan kepada karyawan / pegawai yang telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.
(e) Pemerintah daerah perlu memberikan penghargaan yang lebih tinggi terhadap potensi yang dimiliki oleh para pegawai sehingga para pegawai akan terdorong untuk meningkatkan kualifikasi yang mereka miliki.
(f) Para dokter praktik swasta perlu memberi dorongan kepada pasiennya agar bersedia memberi informasi tentang kesehatannya, terutama bagi pasien yang berobat ulang sehingga lebih tepat tindakan yang akan diambil oleh para dokter.



Tabel 1
Distribusi Jawaban Responden tentang Kondisi Motivasi Kerja
Pegawai Pemda Jembrana Tahun 2005 Menggunakan 11 Variabel / Indikator
No
Pernyataan
SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Resp
Total Skor
Rata
-rata
Skor
1.
Selalu berusaha melakukan inovasi dalam pekerjaan
73
154
6
-
233
766
3,29
2
Selalu berusaha menciptakan kreativitas dalam pekerjaan
72
161
-
-
233
771
3,31
3
Memiliki kemauan untuk mencapai tujuan organisasi
74
144
15
-
233
758
3,25
4
Memiliki kemauan untuk mencapai produktivitas tinggi
67
160
6
-
233
760
3,26
5
Mampu menghasilkan pekerjaan yang berkualitas
40
174
18
1
233
719
3,09
6
Selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri
92
140
1
-
233
790
3,39
7
Selalu berusaha mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam menyelesaikan pekerjaan
100
132
-
1
233
797
3,42
8
Selalu berusaha mencari cara penyelesaian pekerjaan dengan lebih baik
103
130
-
-
233
802
3,44
9
Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
43
168
22
-
233
720
3,09
10
Selalu hadir di tempat kerja tepat waktu
74
144
14
1
233
757
3,25
11
Selalu tepat waktu saat pulang kerja
61
139
24
9
233
718
3,08
Total
799
1.646
106
12
2.563
8.358
3,26
Sumber : Hasil Penelitian, 2005


Tabel 2
Distribusi Jawaban Responden tentang Kondisi Motivasi Kerja Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Jembrana Tahun 2005
Menggunakan 11 Variabel / Indikator

No
Pernyataan
SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Resp
Total Skor
Rata –
rata Skor
1.
Selalu berusaha melakukan inovasi dalam pekerjaan
26
55
-
-
81
269
3,32
2
Selalu berusaha menciptakan kreativitas dalam pekerjaan
32
49
-
-
81
275
3,40
3
Memiliki kemauan untuk mencapai tujuan organisasi
31
50
-
-
81
274
3,38
4
Memiliki kemauan untuk mencapai produktivitas tinggi
37
43
1
-
81
279
3,44
5
Mampu menghasilkan pekerjaan yang berkualitas
31
45
5
-
81
269
3,32
6
Selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri
41
40
-
-
81
284
3,51
7
Selalu berusaha mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam menyelesaikan pekerjaan
40
41
-
-
81
283
3,49
8
Selalu berusaha mencari cara penyelesaian pekerjaan dengan lebih baik
37
44
-
-
81
280
3,46
9
Bersedia menunggu pasien jika waktu praktik masih tersedia
32
48
1
-
81
274
3,38
10
Selalu hadir di tempat kerja/praktik tepat waktu
28
43
10
-
81
261
3,22
11
Selalu berusaha menyediakan waktu yang cukup bagi pasien yang datang
34
41
6
-
81
271
3,35
Total
369
499
23
-
891
3.019
3,39
Sumber : Hasil Penelitian, 2005


Tabel 3
Distribusi Jawaban Responden tentang Kondisi Motivasi Kerja Dokter Praktik Swasta di Kabupaten Jembrana Tahun 2005
Menggunakan 11 Variabel / Indikator

No
Pernyataan
SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Resp
Total Skor
Rata –
rata Skor
1.
Selalu berusaha melakukan inovasi dalam pekerjaan
10
44
7
-
61
186
3,05
2
Selalu berusaha menciptakan kreativitas dalam pekerjaan
12
36
13
-
61
182
2,98
3
Memiliki kemauan untuk mencapai tujuan organisasi
10
44
7
-
61
186
3,05
4
Memiliki kemauan untuk mencapai produktivitas tinggi
15
36
10
-
61
188
3,08
5
Mampu menghasilkan pekerjaan yang berkualitas
12
42
7
-
61
188
3,08
6
Selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri
37
24
-
-
61
220
3,61
7
Selalu berusaha mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam menyelesaikan pekerjaan
28
33
-
-
61
211
3,46
8
Selalu berusaha mencari cara penyelesaian pekerjaan dengan lebih baik
30
31
-
-
61
213
3,49
9
Bersedia menunggu pasien jika waktu praktik masih tersedia
24
33
3
1
61
202
3,31
10
Selalu hadir di tempat kerja/praktik tepat waktu
19
38
4
-
61
198
3,25
11
Selalu berusaha menyediakan waktu yang cukup bagi pasien yang datang
25
36
-
-
61
208
3,41
Total
222
397
51
1
671
2.182
3,25
Sumber : Hasil Penelitian, 2005


Tabel 4
Distribusi Jawaban Responden tentang Kondisi Motivasi Kerja Pegawai Pemda Kabupaten Jembrana yang Sekarang Dibandingkan dengan Sebelumnya, Tahun 2005 dengan Menggunakan 8 Variabel / Indikator

No
Pernyataan
SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Resp
Total Skor
Rata –
rata Skor
1.
Pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang saya lebih bersemangat dalam melakukan pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
31
156
45
1
233
683
2,93
2
Pada pemerintahan yang sekarang saya hadir lebih tepat waktu di kantor dibandingkan dengan sebelumnya
37
154
40
2
233
692
2,97
3
Pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang saya lebih bersemangat untuk melakukan inovasi dalam pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
33
152
46
2
233
682
2,93
4
Pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang saya lebih kreatif dibandingkan dengan sebelumnya

36
143
53
1
233
680
2,92
5
Pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang saya lebih bersemangat dalam mencapai tujuan organisasi dibandingkan dengan sebelumnya
26
154
49
4
233
688
2,87
6
Pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang saya lebih bersemangat dalam usaha mencapai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya
31
154
47
1
233
681
2,92
7
Pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang saya lebih bersemangat dalam meningkatkan kualitas diri dibandingkan dengan sebelumnya
41
147
44
1
233
694
2,98
8
Pada pemerintahan kepala daerah yang sekarang saya lebih bersemangat dalam mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
44
140
48
1
233
693
2,97
Total
279
1.200
372
13
1.864
5.473
2,94
Sumber : Hasil Penelitian, 2005


Tabel 5
Distribusi Jawaban Responden tentang Kondisi Motivasi Kerja Bidan Praktik Swasta Setelah Penerapan JKJ Dibandingkan dengan Sebelumnya, Tahun 2005 dengan Menggunakan 8 Variabel / Indikator
No
Pernyataan
SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Resp
Total Skor
Rata –
rata Skor
1.
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat melakukan pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
1
43
29
8
81
199
2,46
2
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menciptakan kreativitas pada pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
2
41
29
9
81
198
2,44
3
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam melakukan inovasi pada pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
1
39
33
8
81
195
2,41
4
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dibandingkan dengan sebelumnya
1
42
31
7
81
199
2,46
5
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam mencari cara penyelesaian pekerjaan dengan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya
1
46
28
6
81
204
2,52
6
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam pekerjaan karena penghasilan yang saya dapatkan lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya
1
25
33
22
81
167
2,06
7
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menunggu pasien jika waktu praktik masih tersedia dibandingkan dengan sebelumnya
3
36
34
8
81
196
2,42
8
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menyediakan waktu yang cukup bagi pasien yang datang dibandingkan dengan sebelumnya
3
38
33
7
81
199
2,46
Total
13
310
250
75
648
1.557
2,40
Sumber : Hasil Penelitian, 2005
Tabel 6
Distribusi Jawaban Responden tentang Kondisi Motivasi Kerja Dokter Praktik Swasta Setelah Penerapan JKJ Dibandingkan dengan Sebelumnya, Tahun 2005 Menggunakan 8 Variabel / Indikator

No
Pernyataan
SS
(4)
S
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Resp
Total Skor
Rata –
rata Skor
1.
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat melakukan pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
10
30
20
1
61
171
2,80
2
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menciptakan kreativitas pada pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
7
24
30
-
61
160
2,62
3
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam melakukan inovasi pada pekerjaan dibandingkan dengan sebelumnya
8
24
29
-
61
162
2,66
4
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dibandingkan dengan sebelumnya
7
27
25
2
61
161
2,64
5
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam mencari cara penyelesaian pekerjaan dengan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya

9
25
26
1
61
164
2,69
6
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam pekerjaan karena penghasilan yang saya dapatkan lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya
7
29
20
5
61
160
2,62
7
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menunggu pasien jika waktu praktik masih tersedia dibandingkan dengan sebelumnya
9
22
27
3
61
159
2,61
8
Dengan diberlakukannya JKJ saya lebih bersemangat dalam menyediakan waktu yang cukup bagi pasien yang datang dibandingkan dengan sebelumnya
8
21
31
1
61
158
2,59
Total
65
202
208
13
488
1.295
2,65
Sumber : Hasil Penelitian, 2005


Tabel 7
Nilai t, Tingkat Signifikansi dari Koefisien Regresi
untuk Semua Variabel Bebas

No
Variabel Bebas
Nilai t hitung
Signifikansi
Koefisien Regresi
1
Karakteristik individu
3,954
0,000
0,313
2
Karakteristik pekerjaan
2,954
0,003
0,265
3
Karakteristik situasi kerja
1,918
0,056
0,281
Sumber : Hasil Penelitian, 2005


Tabel 8
Nilai Koefisien Regresi, Nilai t dan Tingkat Signifikansi
Semua Variabel Penelitian

No
Variabel Bebas
Koefisien Regresi
Nilai t
Signifikansi
1
Karakteristik individu
0,541
4,670
0,000
2
Karakteristik pekerjaan
0,598
4,274
0,000
3
Karakteristik situasi kerja
0,514
2,254
0,027
Sumber : Hasil Penelitian, 2005



Tabel 9
Nilai Koefisien Regresi, Nilai t, dan Tingkat Signifikansi
Semua Variabel Bebas

No
Variabel Bebas
Koefisien Regresi
Nilai t
Signifikansi
1
Karakteristik individu
0,362
3,566
0,001
2
Karakteristik pekerjaan
0,502
3,188
0,002
3
Karakteristik situasi kerja
0,709
2,817
0,007
Sumber : Hasil Penelitian 2005






















DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ketiga Cetakan Ketiga. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Cooper, Donald R, Emory C. William (Alih Bahasa, Dra. Ellen Gunawan, M.M. dan Imam Nurmawan, S.E.). 1996. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivarite dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibson, Irancevich, Donnely. 1997. Organisasi : Perilaku-Struktur-Proses. Edisi Kedelapan. Jakarta : PT Binarupa Aksara.
Gitosudarmo Indriyo dan Mulyono Agus. 1999. Prinsip Dasar Manajemen. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Gitosudarmo Indriyo dan Sudito Nyomon. 1997. Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Gujarti, Damodar N. 1999. Basic Econometric. Third Edition. McGraw-Hill, Inc.
Hani, Handoko, T. 2000. Manajemen. Edisi Kedelapan. Jakarta : PT Binarupa Aksara.
Husein, Umar. 2004. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Edisi Kedua. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Martoyo Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Nimran, Umar. 1997. Perilaku Organisasi. Surabaya : Citra Media.
Program Pascasarjana Magister Manajemen. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit IPWI.
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Versi Bahasa Indonesia. Edisi Kedelapan. Jakarta : Penerbit PT Prenhallindo.
Siagian Sondang P. 1994. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasional. Jakarta : CV Haji Masagung.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit LP3ES.
Sriathi, A.A. 2003. ”Hubungan Persepsi Individu dengan Motivasi Kerja Karyawan Perusahaan Jawatan TVRI Stasiun Denpasar” Thesis. Program Magister Manajemen FE Universitas Udayana, Denpasar.
Stoner, James A.F. and Edward Freeman. 1989. Management. Forth Edition. Englewood Chiffts, New Jersey.
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Wahyuningsih, M.V. Sri. 2002. “Analisis Kontribusi Faktor Motivasi terhadap Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di PT United Indobali Denpasar”, Thesis. Program Magister Manajemen FE Universitas Udayana, Denpasar.
Wirawan, Nata. 1998. Statistik I. Edisi Pertama. Denpasar: Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.



ANALISIS

Adanya perubahan situasi kerja, karakteristik pekerjaan, yang diakibatkan oleh perubahan gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan tertinggi di kabupaten Jembrana, mejadi latar belakang si peneliti untuk melakukan penelitian ini. Sehingga menimbulkan masalah apakah kondisi motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelum adanya perubahan situasi kerja, dan karakteristik pekerjaan. Oleh karena itu dengan latar belakang masalah tersebut, dapat disimpulkan bahawa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi motivasi kerja pegawai pemerintah daerah, bidan, dan dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.
Semua variabel penelitian, diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan empat tingkatan, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Beberapa jenis metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan indepth interview. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Ø Kondisi Motivasi Kerja Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana
Kondisi motivasi kerja pegawai Pemda Jembrana yang sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Lalu berdasarkan uji F dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Pemda Kabupaten Jembrana. Begitu juga dengan uji T dimana ketiga variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Pemda Kabupaten Jembrana.
Ø Kondisi Motivasi Kerja Bidan Praktik Swasta Di Kabupaten Jembrana
Menurut data yang diperoleh, motivasi kerja bidan praktik swasta di kabupaten Jembrana sekarang lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya. Dan jika dilihat dari hasil uji F dan uji T dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan dari variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja terhadap motivasi kerja bidan praktik swasta di Kabupaten Jembrana.
Ø Kondisi Motivasi Kerja Dokter Praktik Swasta Di Kabupaten Jembrana
Penerapan JKJ (jaminan kesehatan jembrana) yang dilakukan pada dokter praktik swasta di kabupaten Jembrana menimbulkan motivasi kerja yang lebih tinggi dibandingkan sebelum diterapkannya program JKJ tersebut. Sedangkan berdasarkan hasil uji F, ketiga variable, yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjan, dan karakterstik situasi kerja berpengaruh simultan terhadap motivasi kerja dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana. Dan begitu pula dengan uji T, bahwa semua variabel bebas, yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristrik situasi kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dokter praktik swasta di Kabupaten Jembrana.
Nama : Prabu Teguh Wibowo
Kelas/NPM : 3EA01/10206727
Pengarang : Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi
Tahun : 2007
Judul : Kajian Kondisi Motivasi Kerja Pegawai Pemerintah Daerah, Bidan, Dan Dokter
Praktik Swasta Serta Beberapa Variabel Yang Mempengaruhinya Di Kabupaten Jembrana.
Topik : Pengaruh karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi
Kerja terhadap motivasi kerja.
Alamat website: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/mujiati-sriathi.pdf